Sabtu, 07 Oktober 2017

MAKALAH PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN, TTV, KARDIOVASKULER PADA IBU NIFAS



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ – organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang – kadang disebut puerpurium atau trimester keempat kehamilan. Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, bidan harus memanfaatkan pengetahuannya tentang anatomi dan fisiologi ibu pada periode pemulihan, karakteristik fisik dan perilaku bayi baru lahir, dan respons keluarga terhadap kelahiran seorang anak. Bab ini membahas perubahan fisiologis wanita setelah melahirkan.

B.  Rumusan Masalah
Apa perubahan system endoktrin pada ibu dalam masa nifas?
Apa perubahan tanda-tanda vital pada ibu dalam masa nifas?
Apa perubahan sistem kardiovaskuler pada ibu dalam masa nifas?

C.  Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas sekaligus menambah pengetahuan tentang perubahan fisiologi ibu pada masa nifas.



BAB II
PEMBAHASAN

A. Perubahan Sistem Endokrin
1.       Hormon Plasenta
Selama pasca partum, terjadi perubahan hormone yang dramatis. Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan signifikan hormone-hormon yang diproduksi oleh organ tersebut. Penurunan hormone Human Plasental Enzym (hpl), esterogen dan kortisol, plasental enzyme insullinase membalikkan efek diabetogenetik kehamilan sehingga kadar gula darah menurun secara yang bermakna pada masa puerperium. Ibu diabetic biasanya  membutuhkan insulin dalam jumlah yang jauh lebih kecil selama beberapa hari. Perubahan hormone normal tersebut menyebabkan masa puerperium menjadi periode transisi untuk metabolism karbohidrat sehingga mempersulit interprestasi tes toleransi glukosa pada periode tersebut.
Kadar esterogen dan progesterone menurun secara mencolok setelah plasenta keluar. Kadar terendah kedua hormone tersebut tercapai kira-kira satu minggu pascapartum. Penurunan kadar esterogen berhubungan dengan pembengkakan payudara dan dieresis cairan ekstraseluler  berlebih yang terakumulasi selama masa hamil. Kadar esterogen pada ibu tidak menyusui mulai meningkat pada minggu ke-2 setelah melahirkan dan lebih tinggi dibandingkan ibu menyusui pada pascapartum hari ke-17.

2.       Hormon Hipofisis dan Fungsi Ovarium
Waktu permulaan ovulasi dan mestruasi pada ibu menyusui dan tidak menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada ibu menyusui tampaknya berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar follicle stimulating hormone (FSH) terbukti sama antara ibu menyusui dan tidak menyusui, disimpulkan bahwa ovarium tidak berespons terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat.
Kadar prolaktin meningkat secara progesif sepanjang masa hamil. Kadar prolaktin tetap meningkat sampai minggu keenam setelah melahirkan pada wanita menyusui. Kadar prolaktin serum dipengaruhi oleh kekerapan menyusui, lama setiap penyusuan, dan banyak makanan tambahan yang diberikan. Perbedaan individual dalam kekuatan mengisap kemungkinan juga mempengaruhi kadar prolaktin. Hal itu menegaskan bahwa menyusui bukan bentuk Keluarga Berencana (KB) yang baik. Setelah melahirkan, ibu tidak menyusui mengalami penurunan kadar prolaktin, mencapai rentang sebelum hamil dalam dua minggu.
Ovulasi pada ibu tidak menyusui terjadi dini, yakni dalam 27 hari setelah melahirkan dengan waktu rata-rata 70 sampai 75 hari, sedangkan pada ibu menyusui, ovulasi terjadi sekitar 190 hari. Sebanyak 15 ibu menyusui mengalami menstruasi dalam enam minggu dan 45% dalam 12 minggu, sedangkan diantara ibu yang tidak menyusui, 40% mengalami menstruasi dalam enam minggu, 65% dalam 12 minggu, dan  90% dalam 24 minggu. Sebagian besar (80%) ibu menyusui mengalami siklus menstruasi pertama yang tidak mengandung ovum (anovulatory), sedangkan 50% ibu yang tidak menyusuimengalami siklus menstruasi pertama yang tidak mengandung ovum. Cairan menstruasi pertama setelah melahirkan biasanya lebih banyak dibandingkan normal. Jumlah cairan menstruasi ibu kembali sebelum hamil dalam tiga sampai empat siklus.
Description: Hasil gambar untuk gambar sistem endokrin





3. Payudara
Konsentrasi hormone yang menstimulasi perkembangan payudara selama wanita hamil (esterogen, progesterone, human chorionic gonadotropin, prolactin, krotisol, dan insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir. Waktu yang dibutuhkan  hormone – hormone ini untuk kembali ke kadar sebelum hamil sebagian di tentukan oleh apakah ibu menyusui atau tidak.
           

a)      Ibu tidak menyusui
Payudara biasanya teraba nodular (pada wanita tidak hamil teraba granular). Nodularitasnya bersifat bilateral dan difus.
   Apabila wanita memilih untuk tidak menyusui dan tidak menggunakan obat antilaktogenik, kadar prolactin akan turun dengan cepat. Sekreksi dan eksresi kolostrum menetap selama beberapa hari pertama setelah wanita melahirkan. Pada jaringan payudara beberapa wanita, saat palpasi dilakukan pada hari kedua  dan ketiga, dapat ditemukan adanya nyeri seiring dimulainya produksi susu. Pada hari ketiga atau keempat postpartum bisa terjadi pembangkakan. Payudara teregang  (bengkak), keras, nyeri bila ditekan, dan hangat jika diraba (kongesti pembuluh darah menimbulakan rasa hangat). Distensi payudara terutama disebabkan oleh kongesti sementara vena dan pembuluh limfatik, bukan akibat penimbunan air susu. Air susu dapat dikeluarkan dari puting. Jaringan payudara di aksila dan jaringan payudara atau putting tambahan juga bisa terlibat.pembengkakan dapat hilang dengan sendirinyadan rasa tidak nyaman biasanya berkurang dalam 24 sampai 36 jam. Apabila bayi belum menghisap (atau dihentikan), laktasi berhenti dalam beberapa hari sampai satu minggu.


b)      Ibu menyusui
Ketika laktasi terbentuk, teraba suatu massa (benjolan), tetapi kantong susu yang terisi berubah posisi dari hari kehari. Sebelum laktasu dimulai, payudara teraba lunak dan suatu cairan kekuningan, yaitu kolostrum, dikeluarakan dari payudara. Setelah laktsi dimulai, payudara teraba hangat dank eras ketika disentuh. Rasa nyeri akan menetap selama sekita 48 jam. Susu putih kebiruan (tampak seperti susu skim0 dapat dikeluarkan dari putting susu. Putting susu harus di periksa untuk dikaji erektilitasnya, sebagai kebalikan dari inversi, dan untuk menemukan apakah ada fisura atau keretakan.

B.   Perubahan Tanda Tanda Vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital dapat terlihat, jika ibu dalam keadaan normal. Peningkatan kecil sementara, baik peningkatan tekanan darah sistole maupun diastole dapat timbul dan berlangsung selama sekitar empat hari ibu melahirkan. Fungsi pernafasan kembali ke fungsi saat ibu tidak hamil pada bulan ke-6 setelah ibu melahirkan. Setelah rahim kosong, diafragma menurun, aksis jantung kembali normal, dan impuls titik maksimum, dan EKG kembali normal.

1.  Suhu badan
24 jam post partum suhu badan akan naik sedikit (37,5C - 38C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan,apabila dalam keadaan normal suhu badan  akan biasa lagi. Pada hari ketiga suhu badan akan naik lagi karena ada pembentukan ASI. Buah dada menjadi bengkak,berwarna merah karena banyaknya ASI bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium,mastitis,traktus urogenitalis atau system lain. Kita anggap nifasterganggu kalau ada demam lebih dari 38C pada 2 hari berturut-turut pada 10 hari yang pertama post partum,kecuali hari pertama dan suhu harus diambil sekurang-kurangnya 4X sehari.
                  2.  Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 adalah abnormal dan hal ini mungkin disebabkan oleh infeksi atau perdarahan postpartum yang tertunda.
Sebagian wanita mungkin saja memiliki apa yng disebut bradikardi nifas(puerperal bradycardia) hal ini terjadi segera setelah kelahiran an biasa berlanjut sampai beberapa jam setelah kelahiran anak. Wanita semacam ini bisa memiliki angka denyut jantung serendah 40-50 detak permenit. Sudah banyak alas an-alasan yang diberikan sebagai kemungklinan penyebab,tetap[I belum satupun yang sudah terbukti. Bradycardia semacam itu bukanlah astu alamat  atau indikasi adanya penyakit,akan tetapi sebagai satu tanda keadaan kesehatan.
Description: Hasil gambar untuk tanda tanda vital
                  3. Tekanan darah
Biasanya tidak berubah,kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsi postpartum.
Description: Hasil gambar untuk tanda tanda vital
4. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak normal,pernafasan juga akan mengikutinya kecuali ada gangguan khusus pada saluran pernafasan
.
C. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
1.      Volume Darah
Perubahan volume darah bergantung pada beberapa factor, misalnya kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi serta pengeluaran cairan ekstravaskular (edema fisiologis). Kehilangan darah merupakan akibat penurunan volume darah total yang cepat, namun terbatas. Setelah itu, terjadi perpindahan cairan tubuh yang menyebabkan volume darah menurun dengan lambat. Volume darah biasanya menurun sampai volume sebelum hamil pada minggu ke-3 dan ke-4 setelah bayi lahir.
Hipervolemia yang diakibatkan oleh kehamilan (peningkatan yang sekurang-kurangnya 40% lebih dari volume tidak hamil) menyebabkan kebanyakan ibu dapat menoleransi kehilangan darah saat melahirkan. Banyak ibu kehilangan 300 sampai 400 ml darah sewaktu melahirkan bayi tunggal pervaginam atau sekitar dua kali lipat jumlah itu pada saat operasi sesar.
Penyesuaian pembuluh darah maternal setelah melahirkan berlangsung dramatis dan terlalu cepat. Respons wanita dalam menghadapi kehilangan darah selama postpartum dini berbeda dengan respons ibu tidak hamil. Tiga perubahan fisiologis pascapartum yang melindungi ibu adalah:
·         Sirkulasi uteroplasenta yang hilang mengurangi ukuran pembuluh darah maternal  10% sampai 15%
·         Endokrin plasenta yang tidak berfungsi menghilangkan stimulus vasodilatasi
·         Terjadi mobilisasi air ekstravaskular yang disimpan selama hamil. Oleh karena itu, syok hipovolemik biasanya tidak terjadi pada kehilangan darah normal.

2.      Curah Jantung
Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung meningkat sepanjang kehamilan. Segera setelah ibu melahirkan, keadaan tersebut dapat meningkat bahkan lebih tinggi selama 30 sampai 60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit uteroplasenta tiba-tiba kembali ke sirkuit umum. Nilai tersebut meningkat pada semua jenis kelahiran atau semua pemakaian konduksi anestesi. Data mengenai hemodinamika jantung yang secara pasti kembali normal tidak tersedia, namun nilai curah jantung normal ditemukan, bila pemeriksaan dilakukan 8 sampai 10 minggu setelah ibu melahirkan.

3.      Varises
Varises ditungkai dan disekitar anus (hemoroid) sering dijumpai pada wanita hamil. Varises, bahkan varises vulva yang jarang dijumpai, dapat mengecil dengan cepat setelah bayi lahir. Operasi varises tidak dipertimbangkan selama masa hamil. Regresi total atau mendekati total diharapkan terjadi setelah








BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Seorang ibu hamil akan mengalami banyak perubahan – perubahan fisiologis pada saat setelah melahirkan ( masa nifas ).Salah satu perubahan yang terjadi adalah perubahan pada sistem endoktrin, tanda-tanda vital, sistem kardiovaskular, dan sistem hematologi.

B.   Saran

Untuk mengahadapi perubahan pada sistem reproduksi ini, bidan memerlukan manajemen yang baik, agar ibu nifas mampu melaluinya dengan baik. Selain itu penting adanya bagi ibu nifas untuk memahami betul bagaimana perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi saat masa nifas, agar ibu mampu membedakan antara perubahan yang fisiologis atau patologis pada saat masa nifas.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul,atif.1933.fisiologi nifas Jakarta.
Warih BP,Abubakar M.1992.Fisiologi Pada ibu nifas.Surabaya.
Lockhart, Anita dan Lyndon Saputra. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Fisiologi dan Patologis. Tanggerang Selatan : Binarupa Aksara.
Ambarwati, Retna Eny, et al. 2008. Asuhan Kebidanana Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH IMS : KONDILOMA AKUMINATA, KLAMIDIA, KANDIDIASIS

BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG infeksi menular seksual adalah penyakit yang disebarkan oleh hubungan seks, ditularkan ...