Sabtu, 07 Oktober 2017

MAKALAH SINGLE PARENT



KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Kekerasan Berbasis Seksual Dan Gender tentang Single Parent”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.




Jakarta, 25 September 2017



                         Tim Penyusun








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................  i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang.........................................................................................................    1
B.     Rumusan Masalah ..................................................................................................    1
C.     Tujuan Penulisan .................................................................................................... 1
BAB II   PEMBAHASAN
A.     Pengertian .................................................................................... …………………2
B.     Sebab Terjadinya Single Parent................................................................................    2
C.     Dampak Single Parent ........................................................................... …………...6
D.     Ciri keluarga Single parent yang berhasil………………………………………..7
E.      Enam karakter dalam keluarga single parent yang prima……………….……..8
F.      Pentingnya konseling……………………………………………………………..8
G.     Penanganan single parent………………………………………………..……….8
H.     Upaya pencegahan single parent………………………………………..………..9
BAB III PENUTUP
     A. Kesimpulan.................................................................................................................   10
     B. Saran............................................................................................................................  10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................   11






BAB I
 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Single parent adalah keluarga yang mana hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk biasa terjadi pada kelurga sah secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun hukum pemerintah.Konsep keluarga bukan lagi kaku secara teori konvensional bahwa kelurga terdiri dari ayah , ibu, dan anak-anak kandung. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiriatas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dalam suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan ( depkes RI 1991 )
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang kami angkat yaitu Pemahaman tentang single parent dan dampak dari single parent.
1.3 TUJUAN
a)      Tujuan Umum
Mengetahui akan single parent dan apa saja yang menyebabkannya.
b)      Tujuan Khusus
a. Mengetahui apa single parent
b. Mengetahui apa saja penyebab single parent
c. Mengetahui dampak dari single parent



BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Single parent adalah keluarga yang mana hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk biasa terjadi pada kelurga sah secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun hukum pemerintah.Konsep keluarga bukan lagi kaku secara teori konvensional bahwa kelurga terdiri dari ayah , ibu, dan anak-anak kandung. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiriatas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dalam suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan ( depkes RI 1991 )
Fungsi Keluarga menurut WHO :
• Fungsi biologis
• Fungsi psikologis
• Fungsi sosial budaya
• Fungsi sosial ekonomi
• Fungsi pendidikan
B. Sebab-Sebab Terjadinya Single Parent
1. Pada keluarga Sah
a. Perceraian.
Adanya ketidakharmonisan dalam kelurga yang disebabkan adanya perbedaan persepsi atau perselisihan yang tidak mungkin ada jalan keluar, masalahekonomi / pekerjaan, salah satu pasangan selingkuh, kematangan emosional yangkurang, perbedaan agama, aktifitas suami istri yang tinggi di luar rumah sehingga kurang komunikasi, problem seksual dapat merupakan faktor timbulnya perceraian.
b. Orang Tua Meninggal.
Takdir hidup dan mati manusia di tangan Tuhan. Manusiahanya bisa berdoa dan berupaya. Adapun sebab kematian ada berbagai macam. Antaralain karena kecelakaan, bunuh diri, pembunuhan, musibah bencana alam, kecelakaankerja, keracunan, penyakit dan lain-lain.
c. Orang Tua Masuk Penjara.
Sebab masuk penjara antara lain karena melakukan tindak kriminal seperti perampokan, pembunuhan, pencurian, pengedar narkoba atau tindak perdata seperti hutang, jual beli, atau karena tindak pidana korupsi sehingga sekian lama tindak berkumpul dengan keluarga.
d. Study ke Pulau lain atau ke Negara Lain.
Tuntutan profesi orang tua untuk melanjutkan study sebagai peserta tugas belajar mengakibatkan harus berpisah dengan keluarga untuk sementara waktu, atau bisa terjadi seorang anak yang meneruskan pendidikan di pulau lain atau luar negeri dan hanya bersama ibu saja sehingga menyebabkan anak untuk sekian lama tidak didampingi oleh ayahnya yang harus tetap kerja di negara atau pulau atau kota kelahiran.
e. Kerja di Luar Daerah atau Luar Negeri.
Cita-cita untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik lagi menyebabkan salah satu orang tua meninggalkan daerah, terkadang ke luar negeri.



2. Pada Keluarga Tidak Sah
Dapat terjadi pada kasus kehamilan di luar nikah, pria yang menghamili tidak bertanggung jawab. Rayuan manis saat pacaran menyebabkan perempuan terbuai dan terpedaya pada sang pacar. Setelah hamil, tidak dikawini, dan ditinggal pergi sehingga perempuan membesarkan anaknya sendirian. Kasus yang lain pada perempuan korbanperkosaan yang akhirnya menerima kehamilannya ataupun perempuan WTS yang mempunyai anak menyebabkan anak tidak pernah mengenal dan mendapatkan kasih ayah.
=> Hal-hal yang perlu dilakukan oleh Single Parent
1. Keterbukaan.
Menyandang status single parent (janda/duda) sebenarnya bukanlah suatu hal yang harus ditutup-tutupi. Ketika masyarakat menilai status itu dengan prasangkanegatif, sebagian orang justru bisa menunjukan bahwa menjadi single parent justrubukan sesuatu yang buruk.
2. Mengisi Waktu.
Sebagai manusia biasa, kehilangan pasangan hidup bisa menimbulkanrasa kesepian, rasa kesendirian yang mendalam biasanya muncul ketika dia sedangdilanda masalah.
3. Membuka Diri Untuk Masa Depan.
Berbagi cerita dengan orang-orang yang bernasibsama adalah salah satu terapi yang bisa dilakukan untuk mengurangi tekanan psikologis.Kegiatan ini juga dilakukan oleh mereka yang tidak siap menjalani statusnya sebagaisingle parent (janda/duda). Melalui komunitas berbagi ini mereka dapat membuka diriuntuk pergaulan meski tetap masih memilih-milih teman.


=> Hal-hal yang harus di perlukan oleh Single Parent Berkaitan dengan Anaknya
1.      Selain berharap ayah dan ibunya berumur panjang, anak-anak mengharapkan kedua orang tuanya itu senantiasa hadir ditengah-tengah mereka.
2.      Terjadinya kesepahaman antara suami dan isteri dalam berbagai hal yang berhubungan dengan kehidupan pribadi dapat berpengaruh pada diri anak.
3.      Terdapatnya sistem dan aturan yang sama dalam membina rumah tangga dan mendidik anak bukan berarti meniadakan sistem dan aturan yang lain.
4.      Tersedianya berbagai perlengkapan rumah tangga tentunya untuk kehidupan yang Wajar dan tidak bermegah-megahan.
5.      Adanya rasa kasih sayang yang bersumber dari keyakinan dan keimanan, inilah yang Akan mempersatukan suami dan isteri dengan anggota keluarga yang lain.
=> Dilema Anak
Selain berbagi kiat cara menghadapi stigma sosial, komunitas tersebut juga dapat saling
memberikan masukan tentang bagaimana menjadi orang tua tunggal, untuk selalu terbuka
dengan anaknya dalam berbagai masalah.
=> Mental Anak
1.      Ketidakhadiran ayah bagi anak perempuan tidak memberi dampak yang besar dibandingkan dengan ketidakhadiran ayah pada anak laki-laki.
2.      Jangan mengevaluasi anak dengan kata-kata yang negatif sehingga anak-anak  Kehilangan kepercayaan diri.
3.      Libatkan dia dengan lingkungan keluarga yang memiliki anak laki-laki dan izinkan dia untuk mengambil keputusan atas nama dan untuk dirinya sendiri







C. Dampak Single Parent
1. Dampak Negatif
a. Perubahan Perilaku Anak.
Bagi seorang anak yang tidak siap ditinggalkan orang tuanya bisa menjadi mengakibatkan perubahan tingkah laku. Menjadi pemarah, barkatakasar, suka melamun, agresif, suka memukul, menendang, menyakiti temanya. Anakjuga tidak berkesempatan untuk belajar perilaku yang baik sebagaimana perilakukeluagra yang harmonis. Dampak yang paling berbahaya bila anak mencari pelarian diluar rumah, seperti menjadi anak jalanan, terpengaruh penggunaan narkoba untukmelenyapkan segala kegelisahan dalam hatinya, terutama anak yang kurang kasih sayang, kurang perhatian orang tua.
b. Perenpuan Merasa Terkucil.
Terlebih lagi pada perempuan yang sebagai janda atau yang tidak dinikahi, di masyarakat terkadang mendapatkan cemooh dan ejekan.
c. Psikologi Anak Terganggu.
Anak sering mendapat ejekan dari teman sepermainan sehingga anak menjadi murung, sedih. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang percaya diri dan kurang kreatif.
2. Dampak Positif
a.       Anak terhindar dari komunikasi yang kontradiktif dari orang tua, tidak akan terjadi komunikasi yang berlawanan dari orang tua, misalnya ibunya mengijinkan tetapi ayahnya melarangnya, Nilai yang diajarkan ole ibu atau ayah diteriam penuh karena tidak terjadi pertentangan.
b.      Ibu berperan penuh dalam pengambilan keputusan dan tegar.
c.       Anak lebih mandiri dan berkepribadian kuat, karena terbiasa tidak selalu hal  didampingi, terbiasa menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.
3. Dampak Single Parent bagi Perkembangan Anak
1.      Tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik sehingga anak kurang dapat berinteraksi dengan lingkungan, menjadi minder dan menarik diri.
2.      Pada anak single parent dengan ekonomi rendah, biasanya nutrisi tidak seimbang sehingga menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan terganggu.
3.      Single parent kurang dapat menanamkan adat istiadat dan murung dalam keluarga, sehingga anak kurang dapat bersopan santun dan tidak meneruskan budaya keluarga,serta mengakibatkan kenakalan karena adanya ketidakselarasan dalam keluarga.
4.      Dibidang pendidikan, single parent sibuk untuk mencari nafkah sehingga pendidikan anak kurang sempurna dan tidak optimal.
5.      Dasar pendidikan agama pada anak single parent biasanya kurang sehingga anak jauh dari nilai agama.
6.      Single parent kurang bisa melindungi anaknya dari gangguan orang lain, dan bila  Dalam jangka waktu lama, maka akan menimbulkan kecemasan pada anak atau Gangguan psikologis yang sangat berpengaruh pada perkembangan anak.
4. Dampak Single Parent Terhadap Ibu
1. Beban ekonomi
2. Fungsi seksual dan reproduksi
3. Hubungan dalam interaksi sosial
D. Ciri Keluarga Single Parent yang Berhasil
1.      Menerima tantangan yang ada selaku single parent dan berusaha melakukan dengan sebaik-baiknya.
2.      Pengasuhan anak merupakan prioritas utama.
3.       Disiplin diterapkan secara konsisten dan demokratis, orang tua tidak kaku dan tidak longgar.
4.      Menekankan pentingnya komunikasi terbuka dan pengungkapan perasaan.
5.      Mengakui kebutuhan untuk melindungi anak-anaknya.
6.       Membangun dan memelihara tradisi dan ritual dalam keluarga.
7.       Percaya diri selaku orang tua dan independent.
8.       Berwawasan luas dan beretika positif.
9.      Mampu mengelola waktu dan kegiatan keluarga.
E. Enam (6) karakter dalam Keluarga Single Parent yang Prima
1.      Adanya kualitas waktu yang dihabiskan bersama dalam anggota keluarga.
2.       Memberikan perhatian lebih, termasuk dalam hal-hal kecil, seperti meninggalkan  Pesan yang melukiskan perhatian dari orang tua.
3.       Keluarga yang prima adalah keluarga yang saling komitmen satu sama lainnya.
4.       Menghormati satu sama lain, contohnya : dengan mengucapkan atau mengekspresikan Rasa sayang kepada anak-anak, mengucapkan terima kasih pada saat anak-anak selesai melakukan tugas yang diberikan.
5.      Kemampuan berkomunikasi penting dalam membangun keluarga yang prima.
6.      Kondisi krisis dan stress dianggap sebagai tahapan kesempatan untuk terus  berkembang.
F. Pentingnya Konseling agar dapat
1.      Menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
2.      Penerimaan ibu dan anak dalam lingkaran keluarga.
3.      Masuk dalam lingkungan keluarga/masyarakat secara wajar.
4.      Upaya menyatukan kembali keluarga, bagi keluarga mereka yang ditelantarkan suami/ayah
G. Penanganan Single Parent
1. Memberikan Kegiatan Yang Positif.
  Berbagai macam kegiatan yang dapat mendukung anak untuk lebih bisa mengaktualisasikan diri secara positif antara lain dengan penyaluran hobi, kursus sehingga menghindarkan anak melakukan hal-hal yang positif.


2. Memberi Peluang Anak Belajar Berperilaku Baik .
Bertandang pada keluarga lain yang harmonis memberikan kesempatan bagi anak untuk meneladani figur orang tua yang tidak diperoleh dalam lingkungan keluarga sendiri.
3. Dukungan Komunitas.
Bergabung dalam club sesama keluarga dengan orang tua tunggal dapat memberikan dukungan karena anak mempunyai banyak teman yang bernasib sama sehingga tidak merasa sendirian.
H. Upaya Pencegahan Single Parent dan Pencegahan Dampak Negatif Single Parent
1.      Pencegahan terjadinya kehamilan di luar nikah.
2.      Pencegahan perceraian dengan mempersiapkan perkawinan dengan baik dalam segi psikologis , keuangan, spiritual.
3.      Menjaga komunikasi dengan berbagai sarana teknologi informasi.
4.      Menciptakan kebersamaan antar anggota keluarga.
5.      Peningkatan spiritual dalam keluarga.











BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Single parent adalah keluarga yang mana hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk biasa terjadi pada kelurga sah secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun hukum pemerintah.Konsep keluarga bukan lagi kaku secara teori konvensional bahwa kelurga terdiri dari ayah , ibu, dan anak-anak kandung.
  1. SARAN
a.       Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Bagi Petugas – petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education dalam perawatan luka perineum untuk mencegah infeksi.




DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2001. Yang Perlu Diketahui Petugas Kesehatan tentang : Kesehatan Reproduksi, Depkes, Jakarta.
Ali, Mohammad dan Muhammad Asrori. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta: P.T. Bumi Aksara, 2006.
Asrori, Muhammad. Psikologi Pembelajaran. Bandung: C.V. Wacana Prima, 2009.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti HEDS-JICA.Per kem bangan
Peserta Didik. Jakarta: Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta
Didik, 2007.
Sunarto dan Hartono, B. Agung. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2006.
Http//: Kesehatan reproduksi remaja.com
Http://Lusa_Blogspot.single-parent/kespro/.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH IMS : KONDILOMA AKUMINATA, KLAMIDIA, KANDIDIASIS

BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG infeksi menular seksual adalah penyakit yang disebarkan oleh hubungan seks, ditularkan ...