KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke
Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Kekerasan
Berbasis Seksual Dan Gender tentang Single Parent”.
Makalah ini telah dibuat dengan
berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang
pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Jakarta, 25 September 2017
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang......................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah
.................................................................................................. 1
C.
Tujuan
Penulisan
....................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
.................................................................................... …………………2
B.
Sebab Terjadinya Single
Parent................................................................................ 2
C.
Dampak Single Parent
........................................................................... …………...6
D.
Ciri keluarga Single parent yang
berhasil………………………………………..7
E.
Enam karakter dalam keluarga single
parent yang prima……………….……..8
F.
Pentingnya konseling……………………………………………………………..8
G.
Penanganan single
parent………………………………………………..……….8
H.
Upaya pencegahan single
parent………………………………………..………..9
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................................. 10
B.
Saran............................................................................................................................ 10
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Single
parent adalah keluarga yang mana hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah
atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk biasa terjadi pada kelurga sah secara
hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun
hukum pemerintah.Konsep keluarga bukan lagi kaku secara teori konvensional
bahwa kelurga terdiri dari ayah , ibu, dan anak-anak kandung. Keluarga adalah
unit terkecil dari masyarakat yang terdiriatas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dalam suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (
depkes RI 1991 )
1.2
RUMUSAN MASALAH
Rumusan
masalah yang kami angkat yaitu Pemahaman tentang single parent dan dampak dari
single parent.
1.3
TUJUAN
a) Tujuan
Umum
Mengetahui akan single parent dan apa saja yang menyebabkannya.
Mengetahui akan single parent dan apa saja yang menyebabkannya.
b)
Tujuan Khusus
a. Mengetahui apa single parent
b. Mengetahui apa saja penyebab single parent
c. Mengetahui dampak dari single parent
a. Mengetahui apa single parent
b. Mengetahui apa saja penyebab single parent
c. Mengetahui dampak dari single parent
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Single
parent adalah keluarga yang mana hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah
atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk biasa terjadi pada kelurga sah secara
hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun
hukum pemerintah.Konsep keluarga bukan lagi kaku secara teori konvensional
bahwa kelurga terdiri dari ayah , ibu, dan anak-anak kandung. Keluarga adalah
unit terkecil dari masyarakat yang terdiriatas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dalam suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (
depkes RI 1991 )
Fungsi
Keluarga menurut WHO :
•
Fungsi biologis
•
Fungsi psikologis
•
Fungsi sosial budaya
•
Fungsi sosial ekonomi
•
Fungsi pendidikan
B. Sebab-Sebab Terjadinya Single Parent
1.
Pada keluarga Sah
a.
Perceraian.
Adanya
ketidakharmonisan dalam kelurga yang disebabkan adanya perbedaan persepsi atau perselisihan
yang tidak mungkin ada jalan keluar, masalahekonomi / pekerjaan, salah satu
pasangan selingkuh, kematangan emosional yangkurang, perbedaan agama, aktifitas
suami istri yang tinggi di luar rumah sehingga kurang komunikasi, problem
seksual dapat merupakan faktor timbulnya perceraian.
b.
Orang Tua Meninggal.
Takdir
hidup dan mati manusia di tangan Tuhan. Manusiahanya bisa berdoa dan berupaya.
Adapun sebab kematian ada berbagai macam. Antaralain karena kecelakaan, bunuh
diri, pembunuhan, musibah bencana alam, kecelakaankerja, keracunan, penyakit
dan lain-lain.
c.
Orang Tua Masuk Penjara.
Sebab
masuk penjara antara lain karena melakukan tindak kriminal seperti perampokan,
pembunuhan, pencurian, pengedar narkoba atau tindak perdata seperti hutang, jual
beli, atau karena tindak pidana korupsi sehingga sekian lama tindak berkumpul
dengan keluarga.
d. Study ke Pulau lain
atau ke Negara Lain.
Tuntutan profesi orang
tua untuk melanjutkan study sebagai peserta tugas belajar mengakibatkan harus
berpisah dengan keluarga untuk sementara waktu, atau bisa terjadi seorang anak
yang meneruskan pendidikan di pulau lain atau luar negeri dan hanya bersama ibu
saja sehingga menyebabkan anak untuk sekian lama tidak didampingi oleh ayahnya
yang harus tetap kerja di negara atau pulau atau kota kelahiran.
e.
Kerja di Luar Daerah atau Luar Negeri.
Cita-cita
untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik lagi menyebabkan salah satu orang
tua meninggalkan daerah, terkadang ke luar negeri.
2. Pada Keluarga Tidak Sah
Dapat
terjadi pada kasus kehamilan di luar nikah, pria yang menghamili tidak
bertanggung jawab. Rayuan manis saat pacaran menyebabkan perempuan terbuai dan
terpedaya pada sang pacar. Setelah hamil, tidak dikawini, dan ditinggal pergi
sehingga perempuan membesarkan anaknya sendirian. Kasus yang lain pada
perempuan korbanperkosaan yang akhirnya menerima kehamilannya ataupun perempuan
WTS yang mempunyai anak menyebabkan anak tidak pernah mengenal dan mendapatkan
kasih ayah.
=> Hal-hal yang perlu dilakukan oleh Single Parent
1. Keterbukaan.
Menyandang status single parent (janda/duda)
sebenarnya bukanlah suatu hal yang harus ditutup-tutupi. Ketika masyarakat
menilai status itu dengan prasangkanegatif, sebagian orang justru bisa
menunjukan bahwa menjadi single parent justrubukan sesuatu yang buruk.
2. Mengisi Waktu.
Sebagai manusia biasa, kehilangan pasangan
hidup bisa menimbulkanrasa kesepian, rasa kesendirian yang mendalam biasanya
muncul ketika dia sedangdilanda masalah.
3. Membuka Diri Untuk Masa Depan.
Berbagi cerita dengan orang-orang yang
bernasibsama adalah salah satu terapi yang bisa dilakukan untuk mengurangi
tekanan psikologis.Kegiatan ini juga dilakukan oleh mereka yang tidak siap
menjalani statusnya sebagaisingle parent (janda/duda). Melalui komunitas berbagi
ini mereka dapat membuka diriuntuk pergaulan meski tetap masih memilih-milih
teman.
=> Hal-hal yang harus di perlukan oleh Single Parent
Berkaitan dengan Anaknya
1. Selain
berharap ayah dan ibunya berumur panjang, anak-anak mengharapkan kedua orang tuanya
itu senantiasa hadir ditengah-tengah mereka.
2. Terjadinya
kesepahaman antara suami dan isteri dalam berbagai hal yang berhubungan dengan
kehidupan pribadi dapat berpengaruh pada diri anak.
3. Terdapatnya
sistem dan aturan yang sama dalam membina rumah tangga dan mendidik anak bukan
berarti meniadakan sistem dan aturan yang lain.
4. Tersedianya
berbagai perlengkapan rumah tangga tentunya untuk kehidupan yang Wajar dan
tidak bermegah-megahan.
5. Adanya
rasa kasih sayang yang bersumber dari keyakinan dan keimanan, inilah yang Akan
mempersatukan suami dan isteri dengan anggota keluarga yang lain.
=>
Dilema Anak
Selain
berbagi kiat cara menghadapi stigma sosial, komunitas tersebut juga dapat
saling
memberikan
masukan tentang bagaimana menjadi orang tua tunggal, untuk selalu terbuka
dengan
anaknya dalam berbagai masalah.
=> Mental Anak
1. Ketidakhadiran
ayah bagi anak perempuan tidak memberi dampak yang besar dibandingkan dengan
ketidakhadiran ayah pada anak laki-laki.
2. Jangan
mengevaluasi anak dengan kata-kata yang negatif sehingga anak-anak Kehilangan kepercayaan diri.
3. Libatkan
dia dengan lingkungan keluarga yang memiliki anak laki-laki dan izinkan dia untuk
mengambil keputusan atas nama dan untuk dirinya sendiri
C. Dampak Single Parent
1. Dampak Negatif
a. Perubahan
Perilaku Anak.
Bagi seorang anak yang tidak siap
ditinggalkan orang tuanya bisa menjadi mengakibatkan perubahan tingkah laku.
Menjadi pemarah, barkatakasar, suka melamun, agresif, suka memukul, menendang,
menyakiti temanya. Anakjuga tidak berkesempatan untuk belajar perilaku yang
baik sebagaimana perilakukeluagra yang harmonis. Dampak yang paling berbahaya
bila anak mencari pelarian diluar rumah, seperti menjadi anak jalanan,
terpengaruh penggunaan narkoba untukmelenyapkan segala kegelisahan dalam
hatinya, terutama anak yang kurang kasih sayang, kurang perhatian orang tua.
b.
Perenpuan Merasa Terkucil.
Terlebih
lagi pada perempuan yang sebagai janda atau yang tidak dinikahi, di masyarakat
terkadang mendapatkan cemooh dan ejekan.
c.
Psikologi Anak Terganggu.
Anak
sering mendapat ejekan dari teman sepermainan sehingga anak menjadi murung,
sedih. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang percaya diri dan kurang
kreatif.
2. Dampak Positif
a. Anak
terhindar dari komunikasi yang kontradiktif dari orang tua, tidak akan terjadi
komunikasi yang berlawanan dari orang tua, misalnya ibunya mengijinkan tetapi
ayahnya melarangnya, Nilai yang diajarkan ole ibu atau ayah diteriam penuh
karena tidak terjadi pertentangan.
b. Ibu
berperan penuh dalam pengambilan keputusan dan tegar.
c. Anak
lebih mandiri dan berkepribadian kuat, karena terbiasa tidak selalu hal didampingi, terbiasa menyelesaikan berbagai
masalah kehidupan.
3. Dampak Single Parent bagi Perkembangan Anak
1. Tidak
dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik sehingga anak kurang dapat
berinteraksi dengan lingkungan, menjadi minder dan menarik diri.
2. Pada
anak single parent dengan ekonomi rendah, biasanya nutrisi tidak seimbang
sehingga menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan terganggu.
3. Single
parent kurang dapat menanamkan adat istiadat dan murung dalam keluarga,
sehingga anak kurang dapat bersopan santun dan tidak meneruskan budaya
keluarga,serta mengakibatkan kenakalan karena adanya ketidakselarasan dalam
keluarga.
4. Dibidang
pendidikan, single parent sibuk untuk mencari nafkah sehingga pendidikan anak
kurang sempurna dan tidak optimal.
5. Dasar
pendidikan agama pada anak single parent biasanya kurang sehingga anak jauh dari
nilai agama.
6. Single
parent kurang bisa melindungi anaknya dari gangguan orang lain, dan bila Dalam jangka waktu lama, maka akan menimbulkan
kecemasan pada anak atau Gangguan psikologis yang sangat berpengaruh pada
perkembangan anak.
4. Dampak Single Parent
Terhadap Ibu
1.
Beban ekonomi
2.
Fungsi seksual dan reproduksi
3.
Hubungan dalam interaksi sosial
D. Ciri Keluarga Single
Parent yang Berhasil
1. Menerima
tantangan yang ada selaku single parent dan berusaha melakukan dengan sebaik-baiknya.
2. Pengasuhan
anak merupakan prioritas utama.
3. Disiplin diterapkan secara konsisten dan
demokratis, orang tua tidak kaku dan tidak longgar.
4. Menekankan
pentingnya komunikasi terbuka dan pengungkapan perasaan.
5. Mengakui
kebutuhan untuk melindungi anak-anaknya.
6. Membangun dan memelihara tradisi dan ritual
dalam keluarga.
7. Percaya diri selaku orang tua dan independent.
8. Berwawasan luas dan beretika positif.
9. Mampu
mengelola waktu dan kegiatan keluarga.
E. Enam (6) karakter dalam Keluarga Single Parent yang
Prima
1. Adanya
kualitas waktu yang dihabiskan bersama dalam anggota keluarga.
2. Memberikan perhatian lebih, termasuk dalam
hal-hal kecil, seperti meninggalkan Pesan
yang melukiskan perhatian dari orang tua.
3. Keluarga yang prima adalah keluarga yang
saling komitmen satu sama lainnya.
4. Menghormati satu sama lain, contohnya : dengan
mengucapkan atau mengekspresikan Rasa sayang kepada anak-anak, mengucapkan
terima kasih pada saat anak-anak selesai melakukan tugas yang diberikan.
5. Kemampuan
berkomunikasi penting dalam membangun keluarga yang prima.
6. Kondisi
krisis dan stress dianggap sebagai tahapan kesempatan untuk terus berkembang.
F. Pentingnya Konseling agar dapat
1. Menyesuaikan
diri terhadap lingkungan.
2. Penerimaan
ibu dan anak dalam lingkaran keluarga.
3. Masuk
dalam lingkungan keluarga/masyarakat secara wajar.
4. Upaya
menyatukan kembali keluarga, bagi keluarga mereka yang ditelantarkan suami/ayah
G. Penanganan Single Parent
1.
Memberikan Kegiatan Yang Positif.
Berbagai macam kegiatan yang dapat mendukung
anak untuk lebih bisa mengaktualisasikan diri secara positif antara lain dengan
penyaluran hobi, kursus sehingga menghindarkan anak melakukan hal-hal yang
positif.
2.
Memberi Peluang Anak Belajar Berperilaku Baik .
Bertandang
pada keluarga lain yang harmonis memberikan kesempatan bagi anak untuk
meneladani figur orang tua yang tidak diperoleh dalam lingkungan keluarga
sendiri.
3.
Dukungan Komunitas.
Bergabung
dalam club sesama keluarga dengan orang tua tunggal dapat memberikan dukungan
karena anak mempunyai banyak teman yang bernasib sama sehingga tidak merasa
sendirian.
H. Upaya Pencegahan Single Parent dan Pencegahan Dampak
Negatif Single Parent
1. Pencegahan
terjadinya kehamilan di luar nikah.
2. Pencegahan
perceraian dengan mempersiapkan perkawinan dengan baik dalam segi psikologis ,
keuangan, spiritual.
3. Menjaga
komunikasi dengan berbagai sarana teknologi informasi.
4. Menciptakan
kebersamaan antar anggota keluarga.
5. Peningkatan
spiritual dalam keluarga.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Single
parent adalah keluarga yang mana hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah
atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk biasa terjadi pada kelurga sah secara
hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun
hukum pemerintah.Konsep keluarga bukan lagi kaku secara teori konvensional
bahwa kelurga terdiri dari ayah , ibu, dan anak-anak kandung.
- SARAN
a. Bagi
Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bagi
Petugas – petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education dalam perawatan luka perineum untuk mencegah infeksi.
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education dalam perawatan luka perineum untuk mencegah infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes
RI, 2001. Yang Perlu Diketahui Petugas Kesehatan tentang : Kesehatan
Reproduksi, Depkes, Jakarta.
Ali,
Mohammad dan Muhammad Asrori. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta
Didik.
Jakarta: P.T. Bumi Aksara, 2006.
Asrori,
Muhammad. Psikologi Pembelajaran. Bandung: C.V. Wacana Prima, 2009.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti HEDS-JICA.Per kem bangan
Peserta
Didik. Jakarta: Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta
Didik,
2007.
Sunarto
dan Hartono, B. Agung. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Rineka
Cipta, 2006.
Http//:
Kesehatan reproduksi remaja.com
Http://Lusa_Blogspot.single-parent/kespro/.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar